Friday, October 1, 2021
The truth about Ordinary Thieves and Political Thieves
Tuesday, September 28, 2021
Dr Peyon: Tidak ada Satupun Negara harga mati di Duníà
Tuesday, September 14, 2021
Hukum Keseimbangan Menghasilkan Keselarasan dan Keselarasan ialah Arti Kehidupan yang sesungguhnya
Pengantar Wacana
Dalam buku saya (yang akan segera terbit) berjudul, "Benar!" lawan "Tipu!", saya sebutkan ada dua Hukum yang sering disalah-pahami atau mungkin juga sering dimanipulasi demi kepentingan masing-masing pihak, yaitu Keadilan untuk Perdamaian dan Keseimbangan untuk Keselarasan.
Secara hukum atau rumus baku, keadilan secara otomatis menghadirkan kedamaian. Akan tetapi pemerintah di seluruh dunia hari ini selalu mengatakan bahwa kedamaian dihasilkan oleh warga negara yang tunduk kepada pemerintah dan peraturan negara. Ketaatan kepada hukum negara menghasilkan kedamaian. Padahal ini secara hukum alam tidaklah benar.
Sama dengan itu, secara hukum alam, keselarasan atau harmony dihadirkan secara otomatis oleh kehadiran keseimbangan. Maka hukum keseimbangan menjadi sangat penting dan perlu dipromosikan serta perlu dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hukum Keseimbangan dan Perdamaian Abadi
Penganut Hukum Keseimbangan percaya bahwa “kedamaian” dan “ketertiban” akan hadir secara alamiah bilamana kita hadirkan keseimbangan bagi semua pihak, bagi semua sektor, bagi segala aspek, bagi segala lapisan kehidupan, bagi segenap suku-bangsa, bagi segenap komunitas makhluk dan bagi semua tempat. “Justice for Peace” (keadilan untuk kedamaian) adalah tema mereka, dan bukan “Peace for Justice” (kedamaian untuk keadilan) atau “Order for Peace” (aturan untuk kedamaian). (dalam ibid.)
Kalau pemerintah Indonesia yang mengatakan, bahwa mereka akan bilang tunduk kepada hukum maka damai, kalau melawan hukum maka tidak ada damai. Mereka akan mengatakan kita harus berdamai dulu, baru keadilan akan datang sebagai hasil dari kedamaian hidup. "Kedamaian" menurut mereka di sini ialah kehidupan yang tidak melanggar hukum negara, yang tunduk sepenuhnya kepada Undang-Undang dan Hukum Pemerintah. Kehidupan yang taat hukum mendatangkan kedamain.
Secara alamiah, yang mendatangkan kedamaian bukanlah oleh tunduk kepada hukum, akan tetapi rasa adil, keadilan-lah yang secara otomatis menghadirkan kedamaian. Di mana ada keadilan, pasti ada kedamaian.Sebaliknya, kalau tidak ada keadilan, di manapun pasti tidak ada kedamaian.
Untuk itu, perdamaian dunia harus dimajukan kepada prinsip mengedepankan keadilan bagi seluruh manusia semesta alam.
Lebih luas daripada itu, keadilan untuk segenap makhluk lain juga akan mendatangkan kedamaian yang abadi dan sejati.
Hukum Keseimbangan Alam dan Perlindungan Alam
Karena Hukum Keseimbangan Alam secara terus-menerus melakukan penyesuaian pada saat terjadi ketidak-seimbangan, maka ia tidak pernah berkompromi dengan apapun yang berat sebelah dan miring sebelah. Sesuai dengan Hukum Keseimbangan Alam yang tidak mengenal maaf dan ampun itu, maka kita tahu hari ini bahwa menebang pohon sembarangan menyebabkan lingkungan alam mudah terkena banjir, tanah longsor, dan kadar air berkurang berakibat kekeringan di mana-mana. Kita telah tahu bahwa mencemari udara lewat gas-gas yang merusak menyebabkan lapisan ozone menipis, yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim, dan menimbulkan berbagai penyakit, di antaranya penyakit kulit dan penyakit modern lainnya. Mencemari air, merusak daerah aliran sungai, sehingga kemurnian sungai dan kesehatan segenap makhluk terganggu, banyak makhluk mati. (dalam ibid.)
Alam memiliki hukum-hukum yang mengaturnya. Manusia belajar dari hukum alam dan kemudian menyusun hukum-hukum untuk mengatur peri kehidupan manusia itu sendiri. Tanpa hukum alam, manusia tidak punya tempat untuk sekolah dan belajar.
Dalam kutipan dari buku yang akan terbit ini memberitahukan dengan jelas bahwa prinsip dasar untuk kehidupan yang hijau, kehidupan yang berkesinambungan yang sesungguhnya, kehidupan yang sesuai dengan kearifan orang Melanesia, ialah kehidupan yang tunduk dan taat kepada Hukum Keseimbangan Alam..
Pentutup
Tentu saja Hukum Keseimbangan Alam butuh kebijakan afrirmative dari manusia untuk menyesuaikan diri dengan hukum alam dimaksud. Manusia tidak cukup hanya melakukan mitigasi bencana, mengurangi pemanasan global, dan kegiatan-kegiatan seperti yang dilakukan manusia modern hari ini. Kita harus mulai dari diri kita sendiri, dari keluarga kita, dari klen dan suku kita, dan dari masyarakat dan bangsa kita sendiri, untuk hidup tunduk kepada Hukum Alam, yaitu terutama hukum keseimbangan alam.
Hukum Keseimbangan Alam ialah hukum yang paling mendasar, hukum yang paling penting dalam menjalani kehidupan sejagat-raya. Tanpa keseimbangan, pasti saja semuanya sudah lama berantakan.
Itulah sebabnya, arti dari kehidupan ini sebenarnya ialah hidup dengan tunduk dan taat kepada huum keseimbangan, bukan hidup untuk mengaktualisasi diri sepuas-puasnya dalam rangka memuaskan ego invidualistik sebagaimana diajarkan dalam tingkat kebutuhan manusia oleh Abraham Maslow.
Friday, September 10, 2021
Rekomendasi MU-PBB 2504 Bisa Dicabut Sesuai Tata Cara PBB
By: Kristian Griapon - Jumat , 9 April 2021
Sunday, September 5, 2021
Send Me An Angel ("Kirim Aku Malaikat")
Tuesday, August 24, 2021
Realitas !!! Semakin... Semakin
Saturday, August 7, 2021
indonesia AKAN keluar Sendiri, Berdoa dan Berdoa: Pdt Emeritus Ki'marek Karoba Tawy
"Berdoa, bekerja dan berjuang terus! Indonesia pasti keluar, nanti kaget-kaget mereka akan keluar tanpa kita sadar! Saya tidak tahu maksud Allah apa dengan penglihatan ini"
Kita flashback dulu.
Perang harus dimulai. Kita harus mengusir semua pendatng: misionaris kita usir, orang Indonesia kita usir, orang hitam yang dari luar juga kita usir. Dan kita harus usir sekarang.
Ya, om, saya sendiri sudah berdoa berulang-ulang dan Tuhan memberikan penglihatan yang tidak sama dengan kemauan om. Saya diberitahukan Tuhan bahwa banyak dari kita akan mati di hutan-hutan dan perjuangan ini tidak akan berhasil, karena Tuhan tidak setuju.
Om, saya tidak katakan menolak Papua Merdeka. Yang saya katakan adalah Tuhan tidak setuju, dan Tuhan berulang-ulang tunjukkan kepada saya bahwa kami akan mati banyak. Mungkin anak kecil ini, yang sedang tidur ini (pada waktu itu saya selalu pura-pura tidur di honai laki-laki ayah saya, dalam rangka mendengarkan cerita mereka berdua. Alasan saya menguping karena saya senang mendengarkan mereka berdua berdiskusi tentang Alkitab dan cerita lain)
Tuhan bilang saya bahwa saya akan lari ke hutan, saya akan bawa anak-anakku, yaitu cucu-cucumu ini ke hutan. Om sendiri juga akan lari ke hutan, dan mungkin akan mati di hutan.
Kita kembali ke Doa Alm. Pdt Emeritus Ki'marek Karoba Tawy Saat ini
Saya dulu tahun 1975-1976 mendapatkan penglihatan yang berbeda tentang perjuangan ini dari Tuhan. Sekarang ini saya diberitahu Tuhan hal yang berbeda dengan yang dulu. Dulu Tuhan tunjukkan kita semua lari ke hutan, dan banyak sekali yang mati di hutan. Saat ini tidak begitu lagi. Saya diberitahu Tuhan berulang-ulang lagi, bahwa Indonesia sendiri ada keluar diam-diam. Kita kaget sadar bahwa Indonesia sudah keluar, begitu!
Apa artinya buat kita sebagai Oang Asli Papua (OAP) dan sebagai pejuang hak asasi bangsa Papua?
- Mempersiapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik West Papua;
- Membentuk Pemerintah dan menjalankan pemerintahan sementara sebagaimana sebuah pemerintahan negara;
- Berdoa, bedoa dan berpuasa, berpuasa! Menyampaikan semua permohonan kepada Tuhan, karena Tuhan telah menjawab doa-doa dan keluhan bangsa Papua.
Alm. Pdt Emeritus KI'marek Karoba Tawy dan Alm. Pdt. Pranus Silak
Friday, August 6, 2021
Catatan Singkat tentang "Benar" lawan "Tipu" menurut Pdt Emeritus Ki'marek Karoba Tawy
Alm. Pdt. Emeritus Ki'marek Karoba Tawy |
Di antara melawan dusta atau ketidak-benaran dan membela kebenaran, yang diajarkan Alkitab ialah mengabaikan kedua-duanya, karena berdasarkan hukum alam, yaitu hukum yang ditetapkan Allah untuk dipelajari dan dipatuhi manusia, membela kebenaran bukanlah cara untuk mengalahkan ketidak-benaran atau kesalahan; dan juga menyalahkan kesalahan bukan juga caranya.
- Kalau begitu apa caranya?
Menurut Alkitab: Injil Yohanes 8:32 TB
dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”<https://www.bible.com/id/bible/306/JHN.8.32.TB>