Thursday, June 20, 2024

Trial and death of Socrates

The trial and death of Socrates, a pivotal event in Western philosophy, occurred in Athens in 399 BC. It marks a critical moment not only in Socrates' life but also in the history of philosophical inquiry, Athenian democracy, and the relationship between philosophy and society.

### Context

1. **Athenian Democracy**:
   - Socrates lived during the Golden Age of Athens, a period of cultural and intellectual flourishing. Athens was a democracy where citizens participated in decision-making through assemblies and courts.

2. **Socrates' Philosophy**:
   - Socrates was a philosopher who questioned conventional wisdom, seeking truth and ethical clarity through dialogue and the Socratic method (elenchus), a process of questioning assumptions and beliefs.

### Trial of Socrates

1. **Accusations**:
   - Socrates faced charges of impiety (not believing in the gods of the city) and corrupting the youth of Athens by encouraging them to question authority and traditional beliefs.
   - These accusations stemmed from Socrates' interactions with young Athenians and his critiques of Athenian politics and society.

2. **Legal Proceedings**:
   - The trial took place in the Athenian courts, with a jury of 500 citizens chosen by lot.
   - Socrates defended himself eloquently during his trial, as recorded by his disciple Plato in his dialogue "Apology."

3. **Verdict and Sentencing**:
   - Despite his defense, Socrates was found guilty by a narrow margin (around 280 to 220 votes).
   - When asked for an alternative punishment, Socrates suggested he should be rewarded for his service to Athens rather than punished. However, he was ultimately sentenced to death.

### Death of Socrates

1. **Execution**:
   - Socrates' death sentence was carried out by drinking a cup of poisonous hemlock (conium), a common method of execution in ancient Athens.
   - He calmly accepted his fate, refusing opportunities to escape and adhering to the laws of the city-state he had spent his life inquiring into and critiquing.

2. **Philosophical Legacy**:
   - Socrates' death became a symbol of intellectual integrity and the pursuit of truth, despite opposition from society and the state.
   - Plato's dialogues "Phaedo" and "Crito" recount Socrates' final conversations with his friends and disciples, discussing themes such as the immortality of the soul and the obligations of citizens to the state.

### Impact

1. **Philosophical Influence**:
   - Socrates' trial and death underscored the tension between individual conscience and societal norms, inspiring later philosophers to question authority and seek deeper understanding.
   - His legacy influenced the development of Western philosophy, ethics, and political thought, shaping figures like Plato and Aristotle.

2. **Political and Cultural Significance**:
   - The trial of Socrates highlighted the limits of Athenian democracy and the potential dangers of majority rule and populist sentiment.
   - It raised enduring questions about the role of dissent and intellectual freedom in democratic societies.

Friday, June 14, 2024

Paradox 1: Pemetaan Partisipatif Masyarakat Adat dan Pendaftaran ke Badan Registrasi Wilayah Adat (BRWA)


Pembuka: Paradox

Saya menyebut paradox saat ini sebagai paradox 1 terkait dengan sebuah berita yang tersebar di jaringan saya yang mengatakan bahwa perlu dilakukan pemetaan prtisipatif dan setelah itu didaftarkan kepada BRWA (Badan Regisrasi Wilayah Adat). Hal ini menjadi paradox karena tujuan pertama dari pemetaan partisipatif ialah dalam rangka melindungi dan mempromosikan hak-hak Masyarakat Adat (MADAT) atas tanah adat mereka. Akan tetapi dia menjadi bertentangan saat pemerintah memintakan agar tanah yang telah dipetakan dimaksud agar didaftarkan kepada pemerintah.

Dilema Perlindungan dan Pendaftaran ke Pemerintah

Hal yang harus menjadi pertanyaan masing-masing kita adalah "Apakah tanah harus didaftarkan?" Bila, jawabannya ialah "Harus didaftarkan!" maka pertanyaan susulannya adalah, "Apa gunanya mendaftarkan tanah adat ke BRWA?" Jawaban yang pasti datang adalah bahwa hal ini penting dalam rangka perlindungan hak-hak masyarakat adat dan pengembangan masyarakat adat.

Tunggu dulu!

Saya perlu bertahu fakta pertama, bahwa tanah adat telah ada selama puluhan ribu bahkan jutaan tahun sebelum adanya negara. Dan bahkan setelah ada negara-pun tanah adat tetap akan ada. Bahkan setelah negara bubar-pun, tanah adat tetap pada posisi sebagai tanah adat. Akan tetapi 

  • kenapa harus didaftarkan? atau
  • siapa  yang berkepentingan untuk pendaftaran tanah adat kepada pemerintah?
Maka jawabnnya ialah bahwa yang membutuhkan agar tanah adat didaftarkan ke badan registrasi nasional dalam negara-bangsa ialah pihak pemerintah, pihak negara-bangsa, pihak orang asing, pihak pelaku pembangunan.

Mengapa mereka butuh keterangan ini? 

Karena untuk melakukan kegiatan eksploitasi dan pembangunan di dalam tanah negara-negara berkembang seperti Indonesia, Papua New Guinea, Vanuatu dan sebagainya, para pemilik modal harus tahu dengan siapa mereka harus berurusan.

Yang kedua, kita perlu bertanya kepada diri sendiri dan kepada semua, "Siapa saja yang bergerak dan giat, sibuk mengurus pemetaan tanah adat selama ini?" 
  • Bukankan mereka ini LSM-LSM yang selama ini katanya mereka bilang membela kepentingan rakyat?
  • Kalau mereka dalam rangka itu, mengapa hasil kerja data suku dan tanah adat harus diserahkan kepada BRWA atau badan pemerintah, di mana para pengusaha dan penguasa dunia akan punya akses bebas untuk mengetahui siapa pemilik tanah di kawasan mana?

Peringantan: Masyarakat Adat MURNI akan menolak Peta Wilayah Adat Mereka diserahkan oleh LSM Kepada Pemerintah

Ya benar sekali, demikianlah seharusnya semua kelompok Masyarakat Adat, atau saya lebih senang menyebutnya suku-suku di manapun Anda berada lakukan.

ANDA DILARANG SERAHKAN PETA WILAYAH ADAT ANDA KEPADA PENCURI DAN PERAMPOK.

Sungguh sial, katanya para LSM datang membantu Masyarakat Adat, tetapi ternyata mereka memperlancar proses pencurian dan perampokkan tanah adat masyarakat adat.

Oleh karena itulah, banyak negara-negara di Melanesia gagal melakukan pemetaan partisipatif dan pendaftaran tanah adat di pemerintah. Ada wadah yang dibentuk di Melanesia namanya "LAND DEFENCE ALLIANCE" atau Aliansi Pertahanan Tanah (Aliansi Pembela Tanah) mengeluarkan motto, "LAND IS LIFE", yang artinya tanah bukanlah komoditas yang dapat diregistrasi dan datanya diserahkan kepada pemerintah. Akan tetapi tanah adalah kehidupan kita sendiri, oleh karena itu data-data pribadi kita, tanah kita tidak sopan dan bersifat bunuh diri kalau diserahkan kepada BRWA atau badan pemerintah, dalam konteks Indonesia.

Nah, sekarang terserah kita, tetapi saya punya posisi jelas, saya akan petakan tanah-leluhur saya, tetapi petanya bukan untuk diserahkan kepada para pencuri dan perampok, perusak yang senang pembangunan, mengorbankan kepentingan keberlanjutan kehidupan itu sendiri.

Kebetulan karena inilah hal yang pertama saya tulis menyakut tanah adat, pemetaan partisipatif, peran LSM dan kepentingan terselubung pemerintah, maka saya beri judul ini Paradox 1 dalam hubungan ketiga pihak ini dalam kaitannya dengan tanah.




NIKOLA TESLA, PENEMU ARUS BOLAK BALIK


Nikola Tesla adalah salah satu ilmuwan dan penemu paling berpengaruh dalam sejarah teknologi dan listrik. Berikut adalah sejarah lengkap tentang kehidupan dan pencapaian Tesla:

Kehidupan Awal
- Lahir
Nikola Tesla lahir pada 10 Juli 1856, di Smiljan, Kekaisaran Austria (sekarang di Kroasia).
- Keluarga
Ayahnya, Milutin Tesla, adalah seorang pendeta ortodoks Serbia, dan ibunya, Georgina Đuka Tesla, dikenal karena kemampuannya dalam menemukan peralatan rumah tangga.
- Pendidikan
Tesla menunjukkan minat yang besar dalam ilmu pengetahuan dan teknologi sejak usia dini. Ia belajar di Realschule di Karlstadt, Institut Politeknik di Graz, dan Universitas Charles-Ferdinand di Praha. Namun, ia tidak menyelesaikan pendidikannya di universitas manapun.
Karir Awal
- Budapest
Tesla mulai bekerja di Budapest, Hongaria, di perusahaan telegraf, kemudian bekerja di pusat telepon. Di sini, Tesla mengembangkan ide-ide awal untuk motor induksi.
- Paris
Tesla kemudian pindah ke Paris, di mana ia bekerja untuk Continental Edison Company. Di sini, ia meningkatkan berbagai perangkat listrik dan mendapatkan pengalaman praktis yang berharga.
Pindah ke Amerika
- New York
Pada 1884, Tesla pindah ke New York dengan rekomendasi dari seorang kolega di Paris. Ia mulai bekerja untuk Thomas Edison. Meskipun mereka awalnya saling menghormati, perbedaan pandangan tentang cara kerja dan metode ilmiah segera membuat mereka berselisih.
Penemuan dan Paten
- Motor Induksi dan Arus Bolak-Balik (AC)
Salah satu penemuan terpenting Tesla adalah motor induksi dan sistem transmisi arus bolak-balik. Teknologi ini memungkinkan transmisi listrik yang lebih efisien dalam jarak jauh dibandingkan dengan sistem arus searah (DC) yang dipromosikan oleh Edison.
- War of Currents
Persaingan antara Tesla (didukung oleh George Westinghouse) dan Edison dikenal sebagai "War of Currents". Tesla dan Westinghouse akhirnya memenangkan pertempuran ini ketika arus bolak-balik diadopsi sebagai standar untuk distribusi listrik.
- Transformator Tesla
Tesla juga mengembangkan transformator Tesla, sebuah perangkat yang dapat menghasilkan tegangan tinggi dengan frekuensi tinggi. Teknologi ini masih digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk radio dan televisi.
Proyek-Proyek Lain
- Radio
Tesla bekerja pada teknologi radio dan transmisi nirkabel. Meskipun Guglielmo Marconi sering dikreditkan sebagai penemu radio, banyak teknologi dasar yang digunakan Marconi berdasarkan paten Tesla.
- Wardenclyffe Tower
Tesla mencoba membangun menara transmisi nirkabel di Shoreham, New York, yang dikenal sebagai Wardenclyffe Tower. Proyek ini bertujuan untuk menyediakan transmisi energi nirkabel dan komunikasi global. Namun, proyek ini kekurangan dana dan tidak pernah selesai.
- Kontribusi Lainnya
Tesla memiliki lebih dari 300 paten di berbagai bidang, termasuk sistem radar, teknologi sinar-X, robotika, kontrol jarak jauh, dan mesin cuci motor.
Tahun-Tahun Akhir
- Kehidupan Pribadi
Tesla adalah seorang yang eksentrik dan sangat berdedikasi pada pekerjaannya. Ia tidak pernah menikah dan menghabiskan sebagian besar waktunya dalam isolasi, memikirkan ide-ide dan penemuannya.
- Kematian
Nikola Tesla meninggal pada 7 Januari 1943, di New York City. Ia meninggal dalam keadaan miskin dan terlupakan oleh masyarakat umum.
Warisan
- Penghargaan dan Pengakuan
Meskipun Tesla tidak menerima pengakuan yang layak selama hidupnya, ia diakui secara luas setelah kematiannya. Unit SI untuk densitas fluks magnetik, tesla (T), dinamai untuk menghormatinya.
- Pengaruh dalam Teknologi Modern
Penemuan dan ide-ide Tesla membentuk dasar bagi banyak teknologi modern, termasuk sistem listrik, komunikasi nirkabel, dan teknologi energi.
Penutup
Nikola Tesla adalah seorang visioner dan inovator yang ide-idenya melampaui zamannya. Meskipun ia menghadapi banyak tantangan dan persaingan, kontribusinya yang tak ternilai terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi terus dikenang dan dihargai hingga hari ini.

THE DIALOGUE OF PLATO AND SOCRATES


"THE ROLE OF TEACHER IN IGNITING THE FIRE OF KNOWLEDGE"

On a sunny afternoon in Athens, Socrates and Plato sat under an olive tree near the Academy, engaging in a deep discussion. They talk about education and role of teachers in guiding students.
Socrates who always uses his method of dialogue began to ask his students.
Socrates: "Plato, you have thought a lot about education. In your opinion, what is the most important role of a teacher in educating his students? "
Plato: "Teacher, I think the most important role of a teacher is to ignite the fire of knowledge in the soul of his students. Education is not just filling the head with facts, but inspiring and guiding them to search for their own truth. "
Socrates: "That was a deep thought. How do you think a teacher can light a fire? "
Plato: "A teacher must begin by recognizing the unique potential in each student. Each person's soul has the light of truth that can illuminate if given the right direction, according to their respective potential. Teachers must challenge their students to think critically, ask questions, and explore new ideas. "
Socrates: "As we do in this dialogue, yes? Encouraging critical thinking through questions? "
Plato: " Exactly, Teacher. Through dialogue, students learn not to take things for granted, but to explore and discover truths through arguments/discussion and evidence. This is the best way to attain true knowledge. "
Socrates: "However, what if the disciples choose to remain in darkness, refusing to receive enlightenment?" "
Plato: "That's the biggest challenge in education. Some may be comfortable in their ignorance. Our duty is to make them see that knowledge brings them to a better life. We must guide them patiently and show them the benefits of knowledge. "
Socrates: "Patience is essential, Plato. Patience is the power that withstands emotional turbulence and the temptation to surrender. A teacher must be patient in dealing with difficult students and persevere in educating them. "
Plato: " Correct, Master. A teacher needs to understand that every student has a different learning pace. Some may take longer to understand the concepts being taught. But with patience and support, they too will attain enlightenment/knowledge. "
The philosophy of this Dialogue describes Plato and Socrates' views on education, the role of teachers, and the importance of patience and enlightenment. Education is not merely about transferring knowledge, but about guiding and inspiring students to seek the truth and know themselves.
@pengikut

Tuesday, June 11, 2024

SAYANGI ORANG TUAMU

Orang tua tidak takut miskin memberi nafkah pada anaknya saat membesarkan mereka. Tapi banyak anak sering takut kekurangan saat menanggung orang tuanya dimasa tuanya..

Lihat diri kita saat ini, Sehebat apapun, Suksespun setinggi langit, tapi tanpa doa restu orang tua yang membesarkan kita maka tidak akan ada ketenangan, keberkahan & kebahagiaan dalam hidup.

Uang bisa dicari, ilmu bisa digali jabatan bisa kita raih tapi kesempatan untuk mengasihi orang tua takkan terulang kembali. 

Satu ibu, bisa merawat tujuh anaknya tapi tujuh orang anak belum tentu bisa membahagiakan satu orang ibu.

Satu ayah, bisa menghidupi 7 anaknya tapi tujuh orang anak belum tentu dapat menghidupi satu orang ayah. 

Sesekali tengoklah orang tuamu, tatap wajahnya ketika ia terlelap tidur lihat kerutan di wajahnya, lihat rambutnya yang kini mulai memutih, lihat badannya, yang dulu tegap kini mulai membungkuk, semua telah berubah termakan waktu tapi tidak dengan kasih sayangnya.. 

Sudahkah kita membuatnya bahagia hari ini? 
Sudahkah kita membuatnya bangga hari ini? 
Sudahkah kita membuatnya tersenyum hari ini? 

Tidak akan ada jasa yang mampu kita balas, Tidak akan ada kebaikan yang mampu kita balas, semua begitu banyak, begitu tulus. 

YA ALLAH Tuhanku Hadiahkanlah Kebahagiaan untuk kedua orangtua kami atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang telah mereka berikan kepada kami. 

YA ALLAH Maafkan .. Ampuni .. Semua Dosa-dosa Ayah dan Ibuku. Kasihnya takkan pernah terganti...Aamiin..

@penggemar berat 
@sorotan Wendanax Nggembu Sampari West Papua Putri Koliye Omukia Pyndalama Mabel Desiana Anggi Kurima

THE SMARTEST FAMILY IN BRITAIN - THE IMAFIDON FAMILY

The smartest family in England and certainly the world is African and originally from Nigeria. They are in the Guinness Book of Records as the smartest family in England. 

They are very well known in England, but not sufficiently publicized in Africa.

In the Imafidon family, there are twins Peter and Paula. They obtained the equivalent of the baccalaureate at the age of 9 and became the youngest people to attend Cambridge University. They also broke the mathematics record at this university and they are both national champions in sporting disciplines.

What's funny is that this record was held before them by their big sister Cristina Imafidon. Cristina had obtained the baccalaureate at 11 years old and at the age of 14 was in Master's degree in mathematics and statistics. She is now a doctor in mathematics and works for the University of Oxford.

That's not all. There is also sister Samantha Imafidon who was in 3rd grade at the age of 8. And who is the UK national 100 meter champion.

The Imafidon children break all records. Their father is a celebrated Professor at Oxford University and has been my close friend for over 33 years. He told me is mother is an Itsekiri. Seated on the right of HRM OGIAME ATUWATSE III CFR THE OLU OF WARRI KINGDOM is the celebrated Professor Imafidon of Oxford University 

By Chief Richmond MacGrey

Saturday, June 1, 2024

4 TYPES OF WOMEN WHO CAN'T MAINTAIN A MARRIAGE

1: The Most Beautiful Women

-It takes holyspirit only to make a beautiful woman to be in a marriage.

-They are on high demand
-Many beautiful ladies are still single, and you keep wondering what is keeping them

-They use their beauty as a capital for money making

2:. The Most Educated Women 

-A woman having a degree,masters, PhD to have to stay in a marriage, its the grace of God.

-Their qualifications makes them independent.

-Visit offices in the companies, most high ranked women and rich are single,divorced.

3: WOMEN FROM RICH FAMILIES

-Women raised under rich families find it difficult to get married because they want same environment they grew up with it a marriage.
-They want no on to advise them

4: The Most Anointed Women Of God 

- Most women with the calling of God have no husbands ,either divorced

-No time to do house works

-No time to care for their husbands

-Their husbands can't advise them because they only listen from the holyspirit.

You will find a man with a phd goes to the village and marries a grade 5 woman,what is he looking for ??? Because that is the one that would understand and respect him better.

Speaking in tongues will never make you a wife, only a submissive woman will stay in a marriage and not the beauty and the like.

I knows you will oppose this message but read it again and again before you oppose it.

#Copiedandpasted