Friday, August 9, 2024

Dr Ibrahim Peyon: Ada beberapa orang tua menolak untuk menjelaskan alasan sakral

Pada waktu kecil di kampung, saya bertanya kepada orang-orang tua di rumah laki-laki kami mengenai asal usul buah merah (sak) dan buah pandan (hilak). Ada beberapa orang tua menolak untuk menjelaskan alasan sakral, tetapi ada beberapa orang lain bersedia menjelaskan itu. Salah seorang yang juga kerabat saya menjelaskan tentang asal usul buah merah yang diberi warna merah oleh perempuan dari darah menstruasinya sendiri. Karena itu, di masa lalu perempuan dilarang makan buah merah tanpa melalui ritus khusus (hal yiko). 

Lalu seorang kerabat lain mengajak saya ke pondoknya di kebun, setelah kami makan makanan yang sudah dimasak dengan sistem bakar batu, ia menjelaskan tentang asal usul buah pandan (hilak). Menurutnya, buah pandan putih itu tumbuh dari kepala seorang laki-laki yang sudah meninggal. Sesuai jenjinya, mayat orang itu diletakkan di sebuah tempat dekat goa, setelah mayat itu busuk dan dari kepalanya tumbuh buah pandan putih tersebut. Saya juga dengar ada beberapa versi lain, tetapi secara subtansi sama, buah pandan putih berasal dari kepala manusia.  

Asal usul hilak kontras dengan buah merah, buah merah berasal dari perempuan, sedang buah pandan putih ini berasal dari laki-laki. Karena itu ada beberapa sifat kontras kedua jenis tumbuhan ini. Buah merah ditanam; sedang buah pandan putih tumbuh sendiri (ditanam oleh kus-kus); buah merah berada di kampung; sedang buah pandan putih jauh di hutan; buah merah tumbuh tempat lebih rendah dan daerah iklim hangat; buah pandan putih tumbuh di wilayah ketinggian dan dingin; buah merah representasi metaforisme feminimitas; buah pandan putih representasi metaforisme maskulinitas; buah merah banyak mengandung kecerdasan otak, memperlancar peredaran darah, dan menjaga ketebalan tubuh dan menyembuhkan beberapa jenis penyakit. Sedang buah pandan putih lebih banyak produksi hormon yang beberapa fungsinya seperti produksi sperma, fungsi seksual dan mendukung proses reproduksi, mendukung fungsi kognisi dan mendukung pertumbuhan dan berkembangan. 

Dalam teks itu saya temukan 14 elemen penting, dan masing-masing elemen dipenggal menjadi miteme dan dianalisa dengan menghubungkan aspek-aspek budaya lain. Sengaja ditulis dalam bahasa Jerman atau Inggris, dengan maksud meluruskan tulisan-tulisan orang asing yang banyak salahnya tentang budaya Melanesia.  

Di bawah ini teks yang dijelaskan oleh seorang kerabat tersebut kepada saya tahun 1990. Untuk menghargai informan dan mengabadikan kisahnya, saya menulis nama dalam tulisan saya.

No comments:

Post a Comment