Sungai Rirum. Tempat sejarah suku-suku di sekitar Huon dan tempat asal usul buah merah di wilayah ini. Dalam bahasa Rirum buah merah disebut sirun danwam. Dalam budaya Yali bibit buah merah diberikan oleh roh bersama seorang gadis roh setelah seorang pria pergi ke dunia roh dan tumbuhan ditanam dan berbuah tetapi tidak menjadi merah. Sesuai janji seorang tua dari dunia roh merupakan ayah dari perempuan itu, sebuah tanaman itu berbuah jangan sentuh istrimu. Pria itu menaati perintah itu, hingga buah itu berbuah dan istrinya ambil menstruasinya dan buah itu berubah menjadi merah dan menghasilkan lemak merah (sak amuk). Dalam budaya suku-suku di Huon lemak merah keluar dari sebuah lubang batu, lubang batu itu berbentuk kelamin perempuan. Seorang pria pemilik lokasi itu menemukan dan menimpa lemak itu. Ini tersebar di seluruh Huon, Koroka, Hagen, dan Madang dan sekitarnya. Suatu hari seorang wanita lain mengambail lemah yang di simpan suaminya dan ditumpahkan maka mereka bertengkar. Semut merah (leng) makan lemak itu dan kejar hingga di lubang batu itu dan menghabisi semua lemak termasuk lubang dan tinding hingga masuk ke dalamnya. Perempuan batu pemilik lubang kelamin wanita itu merasa sakit karena kelaminnya hingga bagian dalam tubuhnya dimakan oleh semut merah.
Suatu hari perempuan batu itu muncul dalam mimpi dan beritahu pria pemilik lokasi itu, bahwa lemak ini akan muncul dalam bentuk lain, sebuah jenis tumbuhan dan buahnya akan berubah menjadi merah. Lemak itu diambil dari buah tersebut dan dimakan.
Keesokan harinya, dari lubang batu berbentuk vagina itu menghasilkan bibit jenis-jenis tumbuhan buah mereka dan tumbuh di sekitarnya. Pria pemilik lokasi itu mengambil bibit buah itu dan ditanam kemudian berkembang dan tersebar di seluruh sulu-suku di Papua New Guinea.
Dalam budaya Yali semua jenis buah merah memiliki nama, demikian juga dalam budaya Rirun dan suku-suku di sekitarnya.
Dalam bahasa Yali: Maling, leplep, anggiluk, heiba, wesi, wayo, punding, saluwan, olomuk, pangie, sinal, narikiak, elebet, olomuk, wesuhu, alambili, dll. Lebih dari 40 jenis buah merah dengan nama-namanya sendiri.
Dalam budaya Rirun: somai, watawet kiris, watawet tafun, sapam, moar, wangum, garang guntib, giragajang, gumam, karang, fiman, sagatsang, unsit, sagakat dan banyak jenis lain.
Sejarah asal usul buah merah dari kedua suku ini sama, pertama bibit buah merah diberikan oleh roh, kedua lemak buah berwarna merah berasal dari perempuan, ketiga dimasa lalu perempuan dilarang makan buah merah. Keempat tiap jenis buah merah memiliki nama sendiri.
No comments:
Post a Comment