Pengantar
Ada dua konsep pemikiran atau perspektif yang perlu dibedakan bagi orang Papua dan orang Indonesia dalam kaitannya dengan hubungan West Papua - Indonesia, hubungan NRWP (Negara Republik West Papua) - NKRI (Negara Kolonial Republik Indonesia), yaitu perbedaan antara berpihak kepada kebenaran dan menentang NKRI.
Saya, Sem Karoba, sebenarnya saya tidak menentang NKRI dan saya juga tidak pernah membenci siapapun, memusuhi siapapun, apalagi merencanakan kejahatan terhadap siapapun. Saya tidak punya kapasitas dan tidak punya sanggup untuk membenci dan memusuhi siapa-siapa. Alasan pertama dan utama karena saya orang Kristen, secara khusus karena saya hamba Tuhan, saya meneladani Kristus, yang telah mengasihi saya dan rela berkorban sampai mati disalib demi penebusan dosa dan salahku.
NKRI dan Indonesia Tidak Layak Beridiri sebagai Negara Modern yang Beradab
Ciri kedua kerajaan iblis ialah masyarakat yang penuh dengan curiga-mencurigai, sampai-sampai malaikat yang berkarya di Indonesia-pun patut dicurigai. Ini pertanda telah terjadi krisis kepercayaan sampai ke tingkatan yang paling parah dalam sejarah manusia.
Ciri ketiga dari kerajaan NKRI sebagai kerajaan iblis ialah tidak ada kasih dalam hati, pikiran, kata-kata dan perilaku orang Indonesia. Memang katanya dalam pelajaran Pancasila dan agama ialah bahwa orang Indonesia itu ramah dan sopan, lemah-lembut dan bermoral.
Tahu-tahu apa yang terjadi?
- Banyak kasus korupsi diungkap di Indonesia, bahkan di departemen agama, di mesjid dan gereja terjadi korupsi.
- Banyak kata-kata tidak sopan, merendahkan martabat manusia seperi "bodoh", "tolol", "goblok", ditambah lagi nama-nama Ragunan Zoo juga keluar dari mulit manusia yang katanya beradab itu.
- Berulang-kali orang Papua disebut "Wong ireng", dan "Kera", "Babi", "Anjing" dan "binatang". Carilah di google.com dan akan anda temukan dengan mudah ucapan rasis orang Indonesia kepada orang Papua.
NKRI identik dengan kerajaan iblis. NKRI dengan mudah dapat dicap sebagai negara iblis. Selain tiga alasan di atas, Anda dapat dengan mudah mendaftarkan alasan-alasan lainnya. Misalnya
- Pemimpin Indonesia gemar berziarah ke kuburan sebelum dan setelah Pilkada, pertanda penyembahan berhala marak;
- Agama-agama yang ada di Indonesia banyak beternak jin, banyak menggunakan jin, banyak menyembah tuyul, banyak menikah dengan Nyi Roro Kidul, dan sebagainya.
- Kasus-kasus di Indonesia banyak ditangani dengan perdukunan: misalnya untuk menangkap teroris, untuk menangkap pencuri, untuk meramal.
Komentar Penutup
- Adalah kebenaran mutlak bahwa Tanah Papua adalah tanah milik bangsa Papua, bukan diciptakan untuk orang Indoensia;
- Adalah kebenaran mutlak bahwa orang Papua adalah ciptaan Allah seupa dan segambar dengan Dia sendiri, dan karena itu BUKAN Monyet dan Bukan Binatang seperti panggilan orang Indonesia (NKRI Kristen, NKRI Islam, NKRI Hindu, NKRI Budha, NKRI Jawa, NKRI Manado, NKRI Batak, NKRI Bali, NKRI Makassar);
- Adalah kebenaran mutlak bahwa pembunuhan atas orang Papua dengan alasan separatisme, melawan hukum NKRI adalah menentang Hukum Allah yang melarang kita "Jangan membunuh!";
- Adalah kebenaran mutlak bahwa saya sebagai orang Kristen, saya sebagai manusia sehat rohani dan jasmani, akal dan otak, saya harus berpihak kepada kebenaran, tidak kepada perasaan, tidak kepada emosi, tidak kepada nasionalisme duniawi yang membunuh dan membinasakan orang lain, tidak kepada dusta;
Tugas saya sebagai orang beragama Kristen, orang lahir baru, dan kewajiban saya sebagai manusia beradab ialah membela kebanenaran, tanpa perduli apapun resikonya, siapapun yang berpihak kepada kebenaran itu tidak penting, yang terpenting ialah saya telah tahu dan karena itu saya membela kebenaran itu.
No comments:
Post a Comment