Bahasa Ibu atau lokal (daerah) itu penting dalam identifikasi pengetahuan asli milik masyarakat adat (MAdat) di Balim (Lani, Nduga, Yali, Hubula/Nayak) . Marga saya Tabuni sudah pasti orang Lani dan memang saya fasi berbahasa Lani, tetapi saya lahir di distrik Muliama dan moyang saya ada hubungan darah dengan Walak sehingga bisa berbahasa Walak dan Bahasa MAdat dari Muliama tempat dimana saya lahir sendiri sampai di Wilayah Wio sedangkan ke arah Hitigima sampai ke Kurima, bisa dengar tapi tidak bisa menggunakannya. Lalu saat saya ke arah Wilayah Yalimo saya mendengar sebagian bahasa masyarakat adat disana mengunakan sebagian bahasa dari Hubula dan Walak, hal serupa saya jumpa di dalam bahasa daerah MAdat Nduga sebagian mengunakan bahasa Lani juga sebagian dari Hubula.
Dalam konteks seperti ini, saya sampaikan kita ini satu inti MAdat Balim walaupun dari empat sub suku-suku besar ini saat perbatasan dengan suku-suku lainnya di Papua pegunungan kita membatasi diri di antara lalu lupa tentang kita tentang satu inti Balim.
Pengelompokan 4 suku-suku besar ini selain berdasarkan bahasa tadi juga berdasarkan wene/ pengetahuan lokal MAdat tentang orang Balim itu sendiri yang ada kemiripan dan ternyata sama persis.
Lupa bahasa berarti kita lupa identitas diri. Kawan bahasa ibu atau lokal itu penting!
@sorotan
#kurumbiwone
#wenenu
#kunumewene
#kunumewone
#generasiarusbalik
#SaveCulture
#SaveBalim
#MataHatiBalim
#BahasaDaerah
#BahasaIbu
#BahasaLani
No comments:
Post a Comment