Dengan itu, saya berpikir, sebagai seorang antropolog dan akademik, tidak bertanggung jawab jika hanya kritik, tanpa berbuat sesuatu tentang soal itu. Kemudian saya putuskan bahwa perlu kajian ilmiah secara mendalam tentang Wilayah Kebudayaan di Melanesia. Saya mulai meneliti Manusia dan kebudayaan suku-suku di Melanesia selama 3 tahun sejak 2022 hingga 2024, dan akhir tahun 2024 telah berhasil selesaikan kajian itu dengan menghasilkan sebuah buku yang berjudul
"Distribusi Manusia dan Budaya: Isu-Isu Ras, Etnik dan Kultur Area". Dengan metode kerja lapangan, dan studi literatur lebih dari 2. 000 buku. Dalam buku ini saya telah identifikasi dan menetapkan 26 Kultur Area, mulai dari Fiji hingga ke Raja Ampat. Sebanyak 26 Kultur Area di Melanesia itu ditentukan dengan kriteria akademik yang sangat mendasar dan secara keseluruhnya 10 kriteria, misalnya sejarah asal usul, organisasi sosial dan kekerabatan. Kriteria-kriteria itu dapat menentukan suku-suku mana diklasifikasi dalam kultur area mana. Dengan demikian, diharapkan kehadiran buku ini dapat memecahkan masalah perdebatan Kultur Area di Melanesia. Wilayah-wilayah tersebut saya bagi dalam dua kelompok besar, Kelompok tanah besar New Guinea dan kelompok kepulauan. Masing.masing dibahas dalam bab sendiri. Ada alasan ilmiah yang mendasari klasifikasi dalam dua kelompok besar ini. Selain itu, urutan atau penomoran juga dilakukan dengan alasan tertentu dan alasan itu akan dibahas dalam buku lain. Alasan penomoran ini ditentukan berdasarkan sejarah asal usul dan persebaran manusia di Pasifik, seperti pernah saya posting dalam sebuah deskripsi singkat dan peta persebaran manusia di alamat facebook saya. Karena penentuan nomor tidak berdasarkan pada deratan geografis dari timur ke barat dan dari barat ke timur, dan dari utara ke selatan atau sebaliknya.Tetapi, ada dasar yang paling mendasar tentang eksistensi manusia di Pulau besar ini dan persebarannya ke kawasan Pasifik dan Australia secara luas pada masa penciptaan dan setelahnya.
No comments:
Post a Comment